Jumat, 27 September 2013

Kehilangan figur seorang Ayah itu....

Pernahkah kalian baru saja terbangun dari tidur dan benar-benar merasakan kehilangan figur seorang Ayah?
Ya figur seorang Ayah, bukan hanya Ayah kita, tapi juga seseorang yang bertindak sebagai Ayah kita. untuk diri kita.
Itu yang aku alami pagi ini. dan itu benar-benar bukan hal yang menyenangkan.
Aku benar-benar kehilangan figur seorang Ayah setelah kepergian Kakek.
Tidak ada lagi selain mereka berdua, yang bertindak sebagai Ayah untukku.
rasanya aku benar-benar ingin teriak dan menangis sekencang mungkin untuk meluapkan perasaan sedihku. tapi aku...tidak bisa. aku lelah menangis.
Suatu hari aku mendapatkan teman dan aku menemukan figur seorang Ayah darinya buatku. tapi sayang hubungan baik kami tidak bertahan lama. apa penyebabnya mungkin cukup dia dan Tuhan yang tahu.
Aku tidak tahu apakah aku akan menemukan figur Ayah dalam diri orang lain lagi. seperti pada Ayah, Kakek, dan Seorang teman laki-lakiku. aku telah kehilangan itu semua.
Aku hanya bersyukur, meskipun aku benar-benar sudah kehilangan figur seorang Ayah, Tuhan masih memberiku figur seorang Ibu; melalui Ibu, dan Nenek. yang membentuk diriku saat ini. memperbaiki diriku.
Aku hanya berharap figur seorang Ibu tidak akan segera hilang dari kehidupanku.

Rabu, 24 Juli 2013

Semoga kesempatan itu masih ada....

Tangannya menggenggam erat tanganku, saat aku hendak untuk mencium tangannya untuk pamit.
Matanya menatapku…hampa…tapi penuh dengan harapan
Sedikit air mata membasahi sudut matanya.
Ia tak lagi mengenali siapa aku, setiap bertemu ia bertanya " ini siapa? ", dan nenek ku akan menjelaskan " Ini Indah, cucu bapak, anaknya Mawar anak bapak yang ke dua " lalu ia mengiyakan dengan ragu, entah ia ingat atau tidak…tapi setelahnya ia selalu berpesan padaku beberapa hari belakangan ini.
Melalui bibirnya yang tak lagi mampu berbicara dengan jelas.
Ia berpesan :
" Jadilah anak yang baik. jujur. maka kamu akan sukses. ambilah pendidikan sebanyak-banyaknya, setinggi-tingginya. yakin Allah beri kebahagiaan dalam hidup…rajin ibadah dan yang paling penting jadi orang sabar ya neng ya "
Satu kali aku tak sanggup melihatnya dengan keadaan beberapa hari terakhir. Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya agar aku tidak menangis dihadapannya, dan menjawab " iya kek, kakek cepat sehat ya biar kita jalan-jalan lagi "  sambil tersenyum. “Sekarang kakek istirahat ya, jangan lupa makan, Indah pamit pulang dulu". genggaman tangannyapun dilepaskan. aku keluar dari kamar tempatnya berbaring. aku menangis…aku menghambur ke pelukan nenekku.

Pesan itu tertulis jelas di otakku. dan aku berjanji untuk berubah demi dua laki-laki terhebat yang pernah aku kenal di dalam hidupku. Ayah dan Kakek. dan demi membahagiakan Ibuku, wanita tertangguh yang ada dalam hidupku.
Banyak hal yang aku pikirkan dan entah harus kemana aku menumpahkannya. Tidak pada keluargaku, tidak pada temanku, tidak pula social media yang beberapa hari ini aku jauhi.
Hari ini aku harus kembali ke Bandung, karena ada sebuah pekerjaan yang harus aku lakukan dalam lima hari kedepan. entah kenapa saat aku meninggalkan Jakarta aku merasa agak sedikit berat, dan terus terbayang wajahnya, wajah kakek. dan aku menangis sepanjang perjalanan. aku hanya berharap semuanya baik-baik saja sampai aku kembali ke Jakarta.
Aku belum sempat memeluknya dan bilang aku menyayanginya. setelah pekerjaanku selesai aku akan segera pulang ke Jakarta dan memeluknya. Aku hanya dapat berharap dan berdoa Allah memberiku kesempatan tersebut. kesempatan yang tak dapat ku lakukan kepada Ayahku dulu. Kesempatan mengatakan betapa aku menyayanginya…
Semoga kesempatan itu masih ada….

feeling something

Today I have to go back to Bandung.
I have something to do here for these five days ahead to get some money...
but I don't know why I feel reluctant to leave Jakarta.
and I don't know why am I worried...
I was crying along the way and all I think about was him...
my grandpa..
I just hope everything's okay until I got home again.

Rabu, 17 Juli 2013

Hardly Thinking...

It's been almost three weeks since I got back to my hometown.
Two weeks I didn't communicate with my friends.
Three weeks I've focus with my family.
Two weeks away from everything.
And for these three weeks...I almost forgot how to smile, how to laugh...how to have some fun.

My head was full of things. One of them was about my grandfather, I feel it that his journey has to end around this week, my brother has a vision about it too, but something undone so he can't close his eyes with peace, both of us (my brother and me) know that but none of us known what it is all about...and we really don't now what to do.

Everytime I see his face, I'm crying. He always smiling, but his eyes was totally empty. Once I saw tears streaming down his face but when we ask why, he always smile and said "Nothing, I'm okay." . All we know grandpa was already forget about us...almost everything, except grandma...we truly feel sad, but we have nothing to do with that. All we can do is pray to a God for his goodness.

There're a bunch of things on my mind, but couldn't talk about it here...It's just too much and I feel like I shouldn't talk about it.

I think I really need someone to share what's on my mind lately, but... I don't know who. Not my family, not my friends...who?

I'm hopeless, I've been thinking hardly for these days...I feel useless..

I'm sick of pretending I'm Okay. tired hiding what I feel...but I just couldn't let anyone know about it...

I think I need some times in a beautiful place to clear my head but I don't know where to go, I've been asked for someone's help...but, he refuse me...avoid me.

I'm about to lose my mind
I don't know what else I can do.

Selasa, 25 Juni 2013

heran...

entah dia sadar atau tidak kelakuannya disemester ini membuat banyak orang membencinya...
dia. yang dulu aku kenal saat semester tiga sungguh jauh berbeda dengan dia yang sekarang. entah karena faktor usia yang orang-orang bilang sedang dalam tahap labil pendewasaan. atau memang sedang ada yang salah dengan otaknya. aku sendiri belum sempat mengutarakan kekesalanku padanya. dan sekarang teman-temanku yang juga teman-temannya mengakui kalau mereka kesal bahkan benci dengan tingkah lakunya yang tidak menyenangkan. Aku sendiri nyaris benci tapi aku masih tetap memikirkannya =___=
entah apa aku bodoh atau tolol tapi hati sama otak emang gak pernah sejalan...heran.